Minggu, 01 Maret 2009
Welcome to Intro to Literature Class
Before proceeding to the discussion of literature itself, I need to assure myself that you know what you are facing. Here, in this class, you are about to study literature. I believe that some of you think that literature is the same as old dusty books you usually find in your old town library. Well, if you think so, it means you go wrong students. That is why it is driven me to come to the next stage; giving you tasks.
1. Please, find out what literature is.
2. Give me some examples of it.
Leave your answer here in "comment" form and don't forget to mention your class and your members group (that involve in this process).
I'll be waiting for your answer no more than March 5, 2009.
Rabu, 11 Februari 2009
Lentera Budaya
Mulai pertengahan bulan Januari 2009 ini, kawan-kawan mahasiswa bisa mendengarkan dan bahkan kalau perlu merespon siaran radio tentang bahasa, budaya dan pengajaran bahasa inggris untuk anak. Siaran radio tersebut dilakukan setiap hari Minggu pukul 19.00 - 20.00 wib di radio Suara Kudus 88 FM. Oke selamat mengikuti!
Kamis, 05 Februari 2009
We Shall Overcome
Saat itu tahun 1994 (it was long time ago..he..he, kami yang mahasiswa baru sedang diplonco. Kami yang terpukau-pukau dengan kehidupan mahasiswa tambah ternganga-nganga ketika senior kami mewajibkan kami mengusai sebuah lagu yang kala itu terdengar begitu asing di telinga kami. "We shall overcome", lagu yang kemudian menginspirasi kami untuk berpikir, memberontak dan lalu bergerak secara sistematis, terkendali karena begitu ideologisnya kami waktu itu. Inilah lirik lagu tersebut;
We Shall Overcome
We shall overcome
We shall overcome
We shall overcome some day
CHORUS:
Oh, deep in my heart
I do believe
We shall overcome some day
2.
We'll walk hand in hand
We'll walk hand in hand
We'll walk hand in hand some day
CHORUS
3.
We shall all be free
We shall all be free
We shall all be free some day
Saat itu bait ini diganti dengan
All men will be free
All men will be free
All men will be free some day
CHORUS
4.
We are not afraid
We are not afraid
We are not afraid some day
CHORUS
5.
We are not alone
We are not alone
We are not alone some day
CHORUS
6.
The whole wide world around
The whole wide world around
The whole wide world around some day
CHORUS
7.
We shall overcome
We shall overcome
We shall overcome some day
Label:
gojlokan,
ospek,
plonco,
sapamaba,
we shall overcome
Rabu, 04 Februari 2009
Selasa, 03 Februari 2009
Solidarity Forever
When the Union's inspiration through the workers' blood shall run,
There can be no power greater anywhere beneath the sun.
Yet what force on earth is weaker than the feeble strength of one?
But the Union makes us strong.
Solidarity forever!
Solidarity forever!
Solidarity forever!
For the Union makes us strong.
Is there aught we hold in common with the greedy parasite
Who would lash us into serfdom and would crush us with his might?
Is there anything left to us but to organize and fight?
For the Union makes us strong.
[chorus]
It is we who plowed the prairies; built the cities where they trade;
Dug the mines and built the workshops; endless miles of railroad laid.
Now we stand outcast and starving, 'midst the wonders we have made;
But the Union makes us strong.
[chorus]
All the world that's owned by idle drones is ours and ours alone.
We have laid the wide foundations; built it skyward stone by stone.
It is ours, not to slave in, but to master and to own,
While the Union makes us strong.
[chorus]
They have taken untold millions that they never toiled to earn,
But without our brain and muscle not a single wheel can turn.
We can break their haughty power; gain our freedom when we learn
That the Union makes us strong.
[chorus]
In our hands is placed a power greater than their hoarded gold;
Greater than the might of armies, magnified a thousand-fold.
We can bring to birth a new world from the ashes of the old.
For the Union makes us strong.
Label:
revolusi,
revolution,
revolution songs,
solidarity forever,
songs
Minggu, 01 Februari 2009
Mahasiswanya sudah aktif
Tak terbantahkan lagi jika pada paruh kedua dekade 2000-an ini, dunia pendidikan Indonesia kedatangan tamu penting. Tamu yang membawa kabar perubahan. Dunia pendidikan kita dituntut untuk mengubah paradigma pengajarannya. Dari pengajaran yg berpusat pada guru (teacher centered learning) menjadi berpusat pada siswa (student centered learning). Pada tataran yang lebih tinggi gaya pengajaran baru tersebut dibungkus dengan nama yang cukup mentereng yakni KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang kemudian berkembang menjadi KTSP (Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan). Nama yang terakhir diterapkan pada dunia sekolah menengah.
Pengajaran gaya baru tersebut menitikberatkan pada keaktifan siswa dan atau mahasiswa. Peserta didik dituntun dan dituntut untuk mengalami sendiri atau menemukan sendiri kebenaran ilmu pengetahuan yang sedang mereka pelajari. Guru dan dosen berubah peran dari sosok yang sok-tahu dan sok benar menjadi sosok motivator dan fasilitator. Guna menyukseskan program ini, telah banyak pelatihan dan seminar yang diadakan. Respon dari pelaku pengajaran (guru dan dosen) terhitung sangat besar, setidaknya di seputaran Jawa Tengah. Guru dan dosen dituntut untuk segera menguasai cara pengajaran KBK-isme tersebut. Sekarang masalahnya, bagaimana dengan peserta didiknya? Sudahkah mereka siap dengan perubahan ini? Sudahkah mereka disiapkan dengan perubahan ini?
Pengalaman saya menunjukkan bahwa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, masih minim keterlibatan mahasiswa di kelas. Seolah-olah saya tidak sedang menerapkan program KBK. Saya sempat tertegun dan nyaris putus asa dengan keadaan ini. Namun saat proses pengajaran berakhir yang ditandai dengan ujian akhir semester serta yudisium, saya dengan segera mengubah pendapat saya. Ternyata saya berhasil...BERHASIL ! Betapa tidak, saya bahagia mendapati mahasiswa/i saya begitu aktif......begitu semangat........begitu antusias...........
Ya mereka antusias untuk menelpon saya, mengirim sms kepada saya dan mencari-cari saya demi untuk menanyakan mengapa nilai mereka C, CD, D bahkan E.
Tak habis pikir, mengapa baru sekarang mereka meluap-luap? bukankah sudah terlambat? Mengapa tidak mereka tunjukkan kemampuan mereka itu saat di kelas?
Mahasiswa, sudahkah mereka dipersiapkan untuk siap mengahadapi kelas KBK?
Pertanyaan ini saya tujukan kepada Dekan fakultas saya.
Silakan dijawab....eh semoga dekanat fakultas saya yang konon sangat peduli dengan pendidikan itu...suka iseng main internet sehingga bisa nemu blog saya ini dan membacanya dan kemudian menjawabnya .....dengan program kerja. Saya tunggu. Salam.
Pengajaran gaya baru tersebut menitikberatkan pada keaktifan siswa dan atau mahasiswa. Peserta didik dituntun dan dituntut untuk mengalami sendiri atau menemukan sendiri kebenaran ilmu pengetahuan yang sedang mereka pelajari. Guru dan dosen berubah peran dari sosok yang sok-tahu dan sok benar menjadi sosok motivator dan fasilitator. Guna menyukseskan program ini, telah banyak pelatihan dan seminar yang diadakan. Respon dari pelaku pengajaran (guru dan dosen) terhitung sangat besar, setidaknya di seputaran Jawa Tengah. Guru dan dosen dituntut untuk segera menguasai cara pengajaran KBK-isme tersebut. Sekarang masalahnya, bagaimana dengan peserta didiknya? Sudahkah mereka siap dengan perubahan ini? Sudahkah mereka disiapkan dengan perubahan ini?
Pengalaman saya menunjukkan bahwa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, masih minim keterlibatan mahasiswa di kelas. Seolah-olah saya tidak sedang menerapkan program KBK. Saya sempat tertegun dan nyaris putus asa dengan keadaan ini. Namun saat proses pengajaran berakhir yang ditandai dengan ujian akhir semester serta yudisium, saya dengan segera mengubah pendapat saya. Ternyata saya berhasil...BERHASIL ! Betapa tidak, saya bahagia mendapati mahasiswa/i saya begitu aktif......begitu semangat........begitu antusias...........
Ya mereka antusias untuk menelpon saya, mengirim sms kepada saya dan mencari-cari saya demi untuk menanyakan mengapa nilai mereka C, CD, D bahkan E.
Tak habis pikir, mengapa baru sekarang mereka meluap-luap? bukankah sudah terlambat? Mengapa tidak mereka tunjukkan kemampuan mereka itu saat di kelas?
Mahasiswa, sudahkah mereka dipersiapkan untuk siap mengahadapi kelas KBK?
Pertanyaan ini saya tujukan kepada Dekan fakultas saya.
Silakan dijawab....eh semoga dekanat fakultas saya yang konon sangat peduli dengan pendidikan itu...suka iseng main internet sehingga bisa nemu blog saya ini dan membacanya dan kemudian menjawabnya .....dengan program kerja. Saya tunggu. Salam.
Sabtu, 20 Desember 2008
CCU; The Final Exam
You are to make a group which consists of five to seven students. You want to have a good English Course of your own. Now, decide what to do first to the last. You can begin from thinking about the name (of the course), vision, location, the staff and tutor, curriculum, to the persons who own the course.
You are to explain (before the class) those steps and the idea of having such a course to me. You need to have a good team management so that in presenting your plan, I will be able to see the role of each person in your team.
You should present it in English as well as the question & answer section. Each team will present its plan no more than 10 minutes.
Langganan:
Postingan (Atom)